Selasa, 11 Maret 2014

APA ITU KAMERA Mirrorless



Kamera mirrorless alias Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau Kamera Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang Bisa Diganti-ganti (apa tuh singkatannya dalam Bahasa Indonesia?) alias Compact Camera System alias Electronics Viewfinder with Interchangeable Lens (EVIL) -duh banyak banget istilahnya – adalah salah satu kelas sistem kamera digital yang mulai menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008. Jawaban singkat dari pertanyaan “Apa sih Kamera Mirrorless?” adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak memakai cermin. Nah untuk jawaban panjang, silahkan baca lebih lanjut.

Background

Belum lama pertanyaan klasik, ‘Kamera apa yang sebaiknya saya beli?’ memiliki jawaban yang relatif simpel namun memiliki konsekuensi berat: mau kamera DSLR atau kamera saku?. Kalau priotitasnya adalah kualitas hasil foto terbaik, kecepatan dan kontrol manual penuh, maka pilihannya kamera DSLR. Sementara kalau prioritas kita adalah ukuran kecil, enteng, gampang dipakai, harga terjangkau maka pilihannya jatuh ke kamera saku dengan pengorbanan kualitas foto yang lumayan besar.
Jalan tengah juga berusaha dimunculkan oleh produsen kamera dengan kelas kamera superzoom, meskipun kamera superzoom masih jauh dari ideal untuk menjadi kamera jalan tengah mengingat ukuran sensornya yang kecil. Anda bisa membaca lagi perbedaan Kamera DSLR, Kamera Saku dan Kamera Superzoom disini.

Kamera Jalan Tengah

Namun sejak dimunculkannya kamera mirrorless, banyak orang menganggap bahwa jalan tengah ideal sudah mulai terlihat arahnya. Kamera mirroless memiliki karakteristik sebagai beriku:
  1. Ukuran relatif lebih kecil dan ringkas
  2. Jauh lebih ringan
  3. Kualitasnya hasil fotonya tidak jauh-jauh amat dari DSLR
  4. Ukuran sensornya setara DSLR kelas menengah
  5. Memiliki opsi mengganti lensa/Lensa Dapat Di ganti-ganti
  6. Harganyapun tidak semahal kamera DSLR (mmm, kecuali Leica dan Fujifilm X)

Perbedaan Mirrorless Dengan DSLR

Kamera mirrorless dslr
Cara kerja kamera DSLR membutuhkan cermin (mirror) untuk memunculkan gambar di viewfinder, baca lebih detail cara kerja kamera DSLR disini. Nah kamera mirrorless didapat dengan membuang cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya adalah menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga), namun kita kehilangan viewfinder optik, oleh karena itu kamera mirrorless menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF – electronic viewfinder), kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik. Kualitas foto kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang relatif sama

Pilihan Kamera Mirrorless

Pada saat artikel ini ditulis (Juli 2012), dipasaran tersedia beberapa pilihan sistem kamera mirrorless, paling tidak ada tujuh jenis sistem kamera dari hampir semua produsen kamera kecuali Canon (di Indonesia, merk Epson dan Ricoh jarang tersedia). Mereka adalah:
  1. Leica M
  2. Micro Four-Third: Olympus OMD dan PEN
  3. Micro four third: Panasonic G
  4. Samsung NX
  5. Sony NEX
  6. Nikon 1
  7. Pentax Q dan K
  8. Fujifilm X

Sudah Matangkah Sistem Kamera Mirrorless?

Membeli kamera mirrorless juga sama dengan membeli kamera DSLR, kita butuh membangun sistem kamera lengkap: membeli body kamera itu sendiri, membeli lensa yang sesuai serta aksesorisnya. Oleh karena itu kita menganggapnya sebagai investasi jangka panjang.
Kalau kamera SLR Digital (DSLR) sudah ada sejak 15 tahun yang lalu dan sistem SLR film sudah ada sejak 50 tahun yang lalu, maka kamera mirrorless baru ada sejak 3 atau 4 tahun yang lalu (lihat saja nama aliasnya begitu banyak kan?), jadi masih akan banyak terobosan dan penyempurnaan yang akan dibuat. Terutama masalah kecepatan, akurasi dan viewfinder. Yang jelas kamera mirroless makin hari makin populer (lihat saja di toko kamera) dan memiliki daya tarik tersendiri mengingat dengan paket yang lebih ringkas sehingga enak dibawa kemana saja, mereka mampu menghasilkan foto yang juga bagus dan memiliki kontrol ala DSLR.


MENGENAL MACAM MACAM FILTER DALAM FOTOGRAFI








Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :
1. Filter Clear atau Normal
Filter Clear berfungsi untuk melindungi lensa kamera dari unsur kotoran debu yang mudah menempel pada saat melakukan pemotretan di luar gedung. Selain itu juga menjaga lensa terbebas dari goresan benda-benda tumpul,filter ini tidak menciptakan efek terhadap hasil bidikan.
2. Filter Ultra Violet (UV)
Filter Ultra Violet selaiun berfungsi melindungi lensa dari kotoran debu,tetapi mempunyai  fungsi yang lain yaitu menyaring sinar ultra violet yang berdampak pada hasil foto menjadi berkabut atau dengan istilah lain Haze. Dengan menggunakan filter ini, maka hasil foto yang dibidik dapat terjaga ketajaman dan realitas warnannya. Efek pemakaian pada filter ini lebih kelihatan pada kamera jenis manual atau kamera yang masih menggunakan media penyimpanannya dengan film seluloid. Sedangkan untuk kamera digital tidak begitu kelihatan efeknya, hal itu dikarenakan efek dari sinar ultra violet sudah tereduksi dengan sensor beberapa jenis kamera  yang bergitu canggih.
3. Filter Neutral Density (ND)
Filter Neutral Density (ND) merupakan filter kamera fotografi yang berfungsi untuk mengurangi pencahayaan yang berlebihan, sehingga hasil gambar akan terlihat lebih tajam dan lembut meskipun dengan menggunakan kecepatan di bawah standard, filter ini mampu menciptakan kesan redup dalam cuaca yang begitu terik. Pemakaian filter ini akan tampak hidup jika dikaitkan dengan karakter gerakan air, misalnya arus air kali yang mengalir dengan derasnya di daerah pegunungan atau arus air terjun yang deras turun dari perbukitan atau tempat yang lebih tinggi. Untuk melakukan pemotretan efek air yang bergerak,  maka perlu menggunakan kecerpatan yang rendah anatara 15 atau 30, karena pemilihan kecepatan rendah itu, sehingga menimbulkan kesan percikan air yang halus. Kalau tanpa menggunakan filter, secara otomatis akan menciptakan keoveran dari proses exposurenya. Tetapi kalau memakai filter ini cahaya disekeliling akan diturunkan intensitasnya sehingga berdampak menciptakan suatu keredupan dengan disertai proses exposure dalam waktu yang lama. Lamanya proses penekanan shutter speed dari proses exposure tergantung dari pemilihan filternya, karena pada jenis Filter Neutral Density (ND) terdapat beberapa pilihan.
4. Filter Graduated Neutral Density (GND)
Pada prinsipnya penggunaan Filter Graduated Neutral Density (GND) mirip dengan Filter Neutral Density (ND), hanya perbedaannya terletak pada nilai intensitas penurunannya. Pada Filter Graduated Neutral Density (GND) nilai penurunannya adalah setengahnya dari Filter Neutral Density (ND). Pemakaian filter ini cocok untuk pembuatan karya fotografi bertemakan pada kategori Landscape atau pemotretan pemandangan Misalkan pemandangan pegunungan atau pantai. Filter Graduated Neutral Density (GND) dalam visualisasi wujudnya berbentuk kaca lingkaran yang warnanya ada dua bagian gelap dan clear secara gradasi. Dua warna inilah yang menghasilkan efek pada foto bidikan dengan karakter perbedaan intensitasnya. Dalam pemakiannya tentu saja posisi warna gelap berada pada bagian atas sebagai berfungsi sebagai penahan kuatnya cahaya langit.
5. Filter Polarizing
Filter Polarizing dalam fotografi memberikan nilai lebih pada saturation yaitu akan menaikan ketajaman pewarnaan obyek bidikan hingga hasilnya dapat menciptakan ruang yang dalam. Filter ini sangat baik dalam menciptakan karya foto pemandangan atau bersifat natural. Perbedaan hasil pemotretan sangat mencolok ketika kita memakai dan tidak memakai filter ini. Selaian mencitakan ketajaman pewarnaan, filter ini mampu meredam pantulan atau refleksi benda bidikan terhadap lensa kamera, seperti pada pemotretan di sebuah kolam ikan atau aquarium. Pantulan goyangan air yang menimbulkan efek akan diredam sehingga hasilnya akan terlihat natural. Pemakaian Filter Polarizing akan menciptakan kedalaman pewarnaan terhadap gambar sehingga hasilnya mencerminkan adanya ruang, dimana gambar dari bidikan akan terlihat lebih hidup bagaikan dari aslinya.
6. Filter Infra Red/ Infra Merah (IR)
Filter Infra Red dalam fotografi berfungsi meloloskan sinar gelombang infra red dan akan menahan dampak dari sinar lainnya yang masuk ke dalam lensa kamera. Penggunaan filter ini akan menciptakan kesan tersendiri sehingga hasilnya dapat digolongkan hasil karya fotografi seni. Efek yang dihasilkan yaitu mampu membuat obyek bidikan terkesan dalam pewarnaan bernuansa kemerahan. Penggunaan filter ini akan lebih baik jika obyek yang difoto adalah pemandangan sehingga menghasilkan sebuah karya foto dengan visualisasi pencerminan suasana imajinatif, seolah-olah kita berada di alam yang lain . Efek keadaan nyata juga dapat dihasilkan dengan berbagai macam karakter perpaduan warna tergantung dari versi filter yang dipakainya.
7. Filter Soft atau Filter Close-Up
Filter Soft dalam fotografi adalah filter yang mampu menciptakan kesan lembut atau efek halus terhadap obyek yang menjadi bidikannya itu. Filter Soft sangat cocok untuk pemotretan model terutama dengan pengambilan type of shotnya benbentuk Close-Up. Dengan memakai filter ini, maka obyek yang dipotret secara close-Up akan terlihat menggambarkan kelembutan pada paras wajahnya, sehingga hasil foto terlihat bagus dan mulus. Hasil fotografi ini sering dipakai dalam menciptakan sarana periklanan misalnya Poster di majalah atau di Koran.
8. Filter Gradasi
Filter Gradasi pada fotografi merupakan filter perpaduan secara gradasi dari dua warna yang dapat menghasilkan efek pada hasil pemotretan dengan karakter warna yang sama. Pemakaian Filter Gradasi akan menciptakan gambar dengan pengolahan warna secara gradasi. Warna yang dihasilkan sama persis dari warna filternya yang terdiri dari dua warna dalam transisi yang lembut. Hasil fotonya dari pemakaian filter ini dapat diklasifikasikan sebagai seni fotografi  
9. Filter Star atau Filter Cross lens
Pemakaian Filter Star atau Filter Cross Lens akan menciptakan efek bintang atau sinar yang memancar dari cahaya lampu yang menjadi obyeknya. Filter ini akan dapat menciptakan karya foto menarik, jika yang dipotret adalah suasana malam hari dengan penuh cahaya lampu terutama lampu berwarna-warni. Demikian juga apa bila kita mau pemotret cahaya lilin, maka akan menimbulkan efek bintang pada api lilin tersebut.

Selasa, 04 Maret 2014

FOTO KOMERSIL

KOMERSIL




Ingin tahu lebih banyak tentang fotografi komersial? Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang topik ini menarik:
Foto Komersial adalah mereka yang dibuat khusus untuk tujuan komersial seperti dalam iklan, billboard, publikasi, menu, brosur, acara TV, dan sejenisnya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa jika seseorang menyewa seorang fotografer untuk mengambil gambar dari produk atau jasa yang dia ingin untuk dijual atau dibuat dikenal masyarakat, maka dianggap fotografi komersial.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang foto-foto komersial, lihatlah gambar di sekitar Anda. Hanya melihat ini dapat bercerita banyak tentang bagaimana fotografi komersial dilakukan. Perhatikan bagaimana gambar disajikan serta efek yang dibuat pada pemirsa. Anda juga bisa menganalisis hal-hal seperti bagaimana menarik itu, apa gambar menyiratkan, seberapa baik pesan telah disampaikan, dan lain-lain.
Baca artikel online tentang fotografi komersial . Banyak ini dapat membaca gratis dengan mengetik frase ” fotografi komersial” dalam mesin pencari Internet Anda. Anda juga akan menemukan situs-situs yang berhubungan dengan topik. Jika Anda ingin, Anda juga bisa pergi ke kelompok-kelompok internet atau kunjungi forum di mana Anda dapat berpartisipasi dalam diskusi tentang fotografi komersial dan mata pelajaran terkait. Secara umum, ada banyak informasi berharga untuk ditemukan dengan cepat dengan menggunakan sumber-sumber Internet. Hanya pastikan bahwa Anda tahu bagaimana membedakan informasi yang berkualitas dari yang tidak bisa diandalkan, karena orang dapat mengirimkan informasi di Internet bahkan jika mereka tidak tahu banyak tentang topik tersebut.
Pergi ke sebuah studio fotografi. Jika Anda tidak tahu tempat tertentu untuk pergi ke, meminta mereka yang tertarik dalam fotografi karena mereka mungkin tahu studio fotografi untuk menyarankan kepada Anda. ” Ketika Anda di sana, tanyakan fotografer jika dia bersedia untuk chatting dengan Anda mengenai topik. Tentu saja, akan lebih baik jika Anda mengambil catatan atau merekam percakapan sehingga Anda dapat menyimpan informasi yang telah Anda pelajari.
Anda juga dapat memeriksa direktori dan situs jaringan sosial untuk melihat apakah Anda dapat berbicara dengan seorang fotografer komersial atau seorang fotografer iklan. Berbagai jenis fotografer akan menawarkan informasi yang khusus untuk bidang pekerjaan mereka, sehingga yang terbaik adalah untuk berbicara dengan fotografer sebanyak yang Anda bisa untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat fotografi komersial.
Fotografi komersial terkait dengan berbagai topik, dan jika Anda ingin menjelajahi topik ini lebih lanjut, Anda mungkin harus belajar sedikit tentang topik seperti fotografi pada umumnya, perdagangan, psikologi, media, komunikasi massa dan lain-lain. Melakukan hal ini akan membantu Anda memahami topik dalam kaitannya dengan dunia nyata lebih lengkap.
Mengetahui semua tentang fotografi komersial membuka mata Anda terhadap efek iklan yang Anda lihat sehari-hari. Pilih sumber informasi Anda secara bijaksana karena akan mempengaruhi bagaimana Anda melihat foto-foto seiring berjalannya waktu.